Sabtu, 14 Mei 2011

Sekuntum Cinta Pengantin Syurga


"Cinta itu mensucikan akal, mengenyahkan kekhuatiran, memunculkan keberanian, mendorong berpenampilan rapi, membangkitkan selera makan, menjaga akhlak mulia, membangkitkan semangat, mengenakan wewangian, memperhatikan pergaulan yang baik serta menjaga adab dan keperibadian. Tapi cinta juga merupakan ujian bagi orang2 yang soleh dan cubaan bagi ahli ibadah," imam Ibnu Qayyim Al-Jauziah dalam bukunya Raudah Al-Muhibbin wa Nuzhah Al-Musytaqin memberikan komentar mengenai pengaruh cinta dalam kehidupan seseorang.

Bila seseorang kekasih telah singgah dihati, fikiran akan teraut pada cahaya wajahnya, jiwa akan menjadi besi dan kekasihnya adalah magnet. Rasanya ingin selalu bertemu meski sekejap. Memandang sekilas bayangan sang kekasih membuat jiwa ini seakan terbang menuju langit ke tujuh dan bertemu dengan jiwanya.

Indahnya cinta terjadi saat seorang kekasih secara samar menatap bayangan orang yang dikasihi. Bayangan indah itu laksana air yang menyirami, menyegarkan, menyuburkan pepohonan taman di jiwa.

Dahulu di kota Kufah tinggallah seorang pemuda tampan rupawan yang tekun dan rajin beribadat, dia termasuk salah seorang yang dikenali sebagai ahli zuhud. Suatu hari dalam pengembaraannya, pemuda itu melewati sebuah perkampungan yang bnyak di huni oleh kaum An-Nakha'. Demi melepaskan penat dan lelah setelah berhari2 berjalan maka singgahlah dia di kampung tersebut. Dipersinggahan sipemuda bnyak bersilaturrahim dengan kaum muslimin. Ditengah kekhusyu'annya bersilaturrahim itulah dia bertemu dengan seorang gadis yang cantik jelita.

Sepasang mata bertemu, seakan saling menyapa, saling bicara. Walau tiada gerak lidah. Tiada kata2, mereka berbicara dengan bahasa jiwa. Kerana bahasa jiwa jauh lebih jujur, tulus dan apa adanya. Cinta yang tak terucap jauh lebih berharga daripada cinta yang hanya ada di hujung lidah. Maka jalinan cinta pun tersambung erat dan membuhul kuat. Sebagai anak muda tentu dia berharap cintanya itu tidak bertepuk sebelah tangan, namun begitulah ternyata gayung bersambut. Cintanya tidak berada di alam khayal tapi menjelma mnjadi kenyataan.

Benih2 cinta itu bagai anak panah melesat dari busurnya, pada pertemuan yang tersamar, pertemuan yang berlangsung sangat sekejap, pertemuan yang selalu terhalang oleh hijab. Demikian pula si gadis merasakan hal serupa sejak melihat pemuda itu pada kali pertama.

Begitulah cinta ketika ia bersemi di dalam hati, terkembang dalam kata, terurai dalam perbuatan. Ketika hanya berhenti dalam hati, itu cinta yang lemah dan tidak berdaya. Ketika hanya berhenti dalam kata, itu cinta yang disertai dengan kepalsuan dan tidak nyata.

Ketika cinta sudah terurai jadi perbuatan, cinta itu sempurna seperti pohon, akarnya trhujam dalam hati, batangnya tertegak dalam kata, buahnya menjumbai dalam perbuatan. Persis seperti iman, terpatri dalam hati, terucap dalam lisan, dan dibuktikan oleh amal.

Semakin dalam makna cinta direnungi, semakin besar fakta ini ditemukan. Cinta hanya kuat ketika ia datang dari peribadi yang kuat, bahawa intregitas cinta hanya mungkin lahir dari peribadi yang juga punya intregitas. Kerana cinta adalah keinginan baik kepada orang yang kita cintai yang harus menampak setiap saat sepanjang kebersamaan.

Begitupun dengan sipemuda, dia berfikir, cintanya harus terselamatkan, agar tidak jadi liar, agar selalu ada dalam keabadian. Ada dalam bingkai syari'atnya. Akhirnya dia pun mengutus seseorang untuk meminang gadis pujaannya itu. Akan tetapi keinginan tidak selalu seiring sejalan dengan takdir Allah. Ternyata gadis tersebut telah dipertunangkan dengan putera bapa saudaranya.

Mendengar keterangan ayah sigadis itu, pupus sudah harapan sipemuda untuk menyemai cintanya dalam keutuhan syari'at. Gadis yang sudah di pinang tidak boleh di pinang lagi. Tidak ada jalan lain. Tidak ada jalan belakang, samping kiri atau samping kanan. Mereka sedar betul bahawa jalinan asmaranya harus diakhiri kerana kalau tidak justeru akan merosak anugerah Allah yang terindah ini.

Bayangkan bila dua kekasih bertemu dan masing2 silau serta mabuk oleh cahaya yang terpancar dari orang yang dikasihi, ia akan melupakan harga dirinya, ia akan melepas baju kemanusiaannya dengan menabrak tabu. Dan sekali bunga dipetik, ia akan layu dan akhirnya mati dipijak orang kerana sudah tidak berguna. Jalan belakang `back street' tak ubahnya seperti anak kecil yang merosak mainannya sendiri. Penyesalan pasti akan datang belakangan, menangis pun tak berguna, menyesal tak mngubah keadaan, badan hancur jiwa binasa.

Cinta sigadis cantik dengan pemuda tampan masih bergelora. Mereka seakan menahan beban cinta yang sangat berat. Sigadis berfikir barangkali masih ada celah untuk bisa diikhtiarkan, maka rencanapun di susun dengan segala kemungkinan terpahit. Maka si gadis mengutus seorang hambanya untuk menyampaikan sepucuk surat kepada pemuda tambatan hatinya.

"Aku tahu betapa engkau sangat mencintaiku dan kerananya betapa besar penderitaanku terhadap dirimu sekalipun cintaku tetap untukmu. Seandainya engkau berkenan, aku akan datang berkunjung ke rumahmu atau aku akan memberikan kemudahan kepadamu bila engkau mahu datang ke rumahku."

Setelah membaca isi surat itu dengan saksama, si pemuda tampan itupun berpesan kepada kurier pembawa surat wanita pujaan hatinya itu.

"Kedua tawaran itu tidak ada satupun yang kupilih. Sesungguhnya aku takut akan siksaan hari yang besar bila aku sampai durhaka kepada Tuhanku. Au juga takut kepada neraka yang api dan jilatannya tidak pernah surut dan padam."

Pulanglah kurier kekasih hatinya itu dan diapun menyampaikan segala yang disampaikan oelh pemuda tadi.

Tawaran ketemuan? Dua orang kekasih? Sungguh tawaran yang memancarkan harapan, membersitkan kenangan, menerbitkan keberanian. Namun bila cinta di rampas oleh gelora nafsu rendah, keindahannya akan lenyap seketika. Dan berubah menjadi naga yang memuntahkan api dan menghancurkan harga diri kita. Sungguh hairan bila saat ini orang suka menjadi korban dari amukan api yang meluluhlantakan harga dirinya daripada merasakan keindahan cintanya.

"Sungguh selama ini aku belum pernah menemukan seorang yang zuhud dan selalu takut kepada Allah swt seperti dia. Demi Allah, tidak seorang pun yang layak menyandang gelar yang mulia kecuali dia, sementara hampir kebanyakan orang berada dalam kemunafikan." Sigadis berbangga dengan kesolehan kekasihnya.

Setelah berkata demikian, gadis itu merasa tidak perlu lagi kehadiran orang lain dalam hidupnya. Pada diri pemuda itu telah ditemukan seluruh keutuhan cintanya. Maka jalan terbaik setelah ini adalah mengekalkan diri kepada `sang pemilik cinta'. Lalu diapun meninggalkan segala urusan duniawinya serta membuang jauh2 segala sesuatu yang berkaitan dengan dunia. Memakai pakaian dari tenunan kasar dan sejak itu dia tekun beribadat, sementara hatinya merana, badannya juga kurus oleh beban cintanya yang besar kepada pemuda yang dicintainya.

Bila kerinduan kepada kekasih telah membuncah dan dada tak sanggup lagi menahan kehausan untuk bersua, maka saat malam tiba, saat manusia terlelap, saat bumi menjadi lengang, diapun berwudhuk. Solatlah dia dikegelapan gelita lalu menengadahkan tangan, memohon bantuan Sang maha Pencipta agar melalui kekuasaan-Nya yang tak terbatas dan dapat menjangkau ke semua wilayah yang tak dapat tersentuh manusia, meyampaikan segala perasaan hatinya pad akekasih hatinya. Dia berdoa kerana rindu yang sudah tidak tertanggungkan, dia menangis seolah2 saat itu dia sedang berbicara dengan kekasihnya. Dan saat tertidur kekasihnya hadir dalam mimpinya, berbicara dan menjawab segala keluh kesah hatinya.

Dan kerinduannya yang mendalam itu menyelimuti sepanjang hidupnya hingga akhirnya Allah memanggil keharibaan-Nya. Gadis itu wafat dengan membawa serta cintanya yang suci. Yang selalu dijaganya dari belitan nafsu syaitoni. Jasad si gadis boleh terbujur dalam kubur, tapi cinta si pemuda masih tetap hidup subur. Namanya masih di sebut dalam doa2nya yang panjang. Bahkan makamnya tak pernah sepi di ziarahinya.

Cinta memang indah bagai pelangi yang menyihir kesedaran manusia. Demikian pula cinta sangat perkasa. Ia akan menjadi benteng yang menghalau segala dorongan yang hendak merosak keindahan cinta yang bersemayam dalam jiwa. Ia akan menjadi penghubung antara dua anak manusia yang terpisah oleh jarak bahkan oleh dua dimensi yang berbeza.

Pada satu malam, saat kaki tidak lagi dapat menyanggah tubuhnya, saat kedua mata tak kuasa lagi menahan kantuknya, saat salam mengakhiri Qiyamulailnya, saat itulah dia tertidur. Sang pemuda bermimpi seakan2 melihat kekasihnya dalam keadaan yang sangat menyenangkan.

"Bagaimana keadaanmu dan apa yang kau dapatkan setelah berpisah denganku?"
Tanya pemuda itu di alam mimpinya.

Gadis kekasihnya itu menjawab dengan menyenandungkan untaian syair :

Kasih.....
Cinta yang terindah adalah mencintaimu
sebuah cinta yang membawa kepada kebajikan

Cinta yang indah hingga angin syurga merasa malu
burung syurga menjauh dan malaikat menutup pintu

Mendengar penuturan kekasihnya itu, pemuda tersebut lalau bertanya kepadanya,
"Di mana engkau berada?"

Kekasihnya menjawab dengan melantunkan syair :

Aku berada dalam kenikmatan
dalam kehidupan yang tiada mungkin berakhir
berada dalam syurga abadi yang di jaga
oleh para malaikat yang tidak mungkin binasa
yang akan menunggu kedatanganmu
wahai kekasih....

"Di sana aku bermohon agar engkau selalu mengingatku dan sebaliknya aku pun tidak dapat melupakanmu."
Pemuda itu cuba merespon syair kekasihnya.

"Dan Demi Allah, aku juga tidak akan melupakan dirimu. Sungguh, aku telah bermohon untukmu kepada Tuhanku juga Tuhanmu dengan kesungguhan hati hingga Allah berkenan memberikan pertolongan kepadaku."
jawab si gadis kekasihnya itu.

"Bilakan aku dapat melihatmu kembali ?" Tanya pemuda menegaskan.

"Tak lama lagi engkau akan datang menyusulku ke mari." Jawab kekasihnya.

Tujuh hari sejak pemuda itu bermimpi bertemu dengan kekasihnya, akhirnya Allah mewafatkan dirinya. Allah mempertemukan cinta keduanya di alam baqa', walau tak sempat menghadirkan romantismenya di dunia. Allah mencurahkan kasih sayang-Nya kepada mereka berdua menjadi pengantin syurga.

Subhanallah ! Cinta memiliki kekuatan yang luar biasa. Pantaslah kalau cinta memerlukan aturan. Tidak lain dan tidak bukan agar cinta itu tidak berubah menjadi cinta yang membabi buta yang dapat menjerumuskan manusia pada kehidupan haiwani dan penuh kenistaan. Bila cinta di jaga kesuciannya, manusia akan selamat. Para pasangan yang saling mencintai tidak hanya akan bertemu dengan kekasih yang dapat memupus kerinduan, tapi juga mendapatkan ketenangan, kasih sayang, cinta dan keredhaan dari dzat yang menciptakan cinta iaitu Allah swt. Di negeri yang fana ini atau di negeri yang abadi nanti.

"Dan di antara tanda2 kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri2 dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar2 terdapat tanda2 bagi kaum yang berfikir."(QS Ar-Ruum : 21)

dari Raja' bin Umar An-Nakhai' dll

p/s : semoga cintaku hingga kesyurga...amin ya rabbal alamin.....

0 ulasan: